Sudah menjadi tradisi mana kala menjelang awal Desember, warga Amerika kerap mengucapkan ‘Happy Holiday’ atau ‘Merry Christmas’. Namun kedua ucapan ini justru membingungkan para pendatang baru dari latar belakang budaya dan agama yang berbeda.
Kedua ucapan ini memang telah lama menjadi tradisi warga Amerika lantaran dikenal dominan dengan agama Kristen. Perdebatan pun timbul sebab keduanya dinilai hanya berlaku bagi sesama Kristiani.
Untuk menghindari kekeliruan ini, setiap warga Amerika dihimbau menyampaikan ucapan sesuai dengan latar belakang agamanya. Seperti, Merry Christmas bagi umat Kristen, Happy Hanukkah bagi umat Yahudi. Sementara bagi seseorang yang tidak dikenal latar belakangnya dapat mengucapkan ‘Happy Holiday’. Hal ini jelas tidak berkaitan dengan Natal karena ucapan itu bermakna awal menyambut libur panjang di bulan Desember.
Dengan memahami cara pemakaian ucapan tersebut, toko-toko di Amerika justru lebih memilih memasang ‘Happy Holiday’. Ini menjadi strategi bisnis demi menarik pembeli dan terbuka melayani setiap orang dari latar belakang agama yang berbeda. ‘Happy Holiday’ ini tidak berarti ‘anti-Natal’ namun lebih kepada bentuk jasa pelayanan.
Jadi bila hendak berkunjung atau tinggal di Amerika, dengan sederhana sampaikan ucapan Merry Christmas bagi Kristiani, Happy Hanukkah bagi Yahudi, Joyous Kwanza bagi Diaspora Afrika dan Happy Holiday bagi setiap orang.
Baca Juga Artikel Lainnya:
Nelson Mandela, Pria Dengan 6 Nama
Dituding Fitra, Ahok Buka-bukaan Isi Saldo Tabungan
Hours, Saat Badai Katrina Menguji Paul Walker Lindungi Keluarganya
Palestina Sampaikan Pesan Cinta, Keadilan dan Perdamaian Lewat Natal
Inilah Tradisi Natal di Kota Kelahiran Yesus
Dina Hiji Mangsa Mencari Host Baru
Sumber : Huffingtonpost.com/Jawaban.com/LS